Tafsir Al quran

Jumat, 02 Januari 2015

MAHALNYA RASA MALU


Atho’ ibn robbah bercerita, pada suatu hari sahabat ibn abbas ra berkata padaku,” wahai atho’, maukah engkau kutunjukkan seorang wanita penghuni surga?". 
Attho' menjawab “tentu “. 
Maka ibn abbas berkata “ Itu lho wanita yg berkulit hitam.” 
Pada suatau saat wanita itu datang pada nabi, dan berkata “ wahai rosul, saya terkena penyakit epilepsi(ayan), saat penyakit itu kambuh, auratku terbuka maka mintalah pd Allah untuk menyembuhkanku.
Rosulpun menjawab,” wahai wanita, saya memberikan 2 pilihan padamu, seandainya engkau berkenan maka bersabarlah maka kamu masuk surga. Jika kamu tak mau, sy akan doakan engkau agar Allah menyembuhkanmu”
Wanita “ wahai rosul, saya memilih untuk bersabar krn sy merindukan surga. Tapi satu permintaan saya saat penyakit ini kambuh auratku terbuka,maka mintakan pada Allah agar auratku tak terbuka”
Maka nabi mendoakan wanita tersebut,dan setelah itu……walaupun wanita itu terjangkit penyakit epilepsi tapi dia tidak terbuka auratnya (HR Bukhari Muslim)

Ibnu abbas menggambarkan wanita itu sebagai wanita yg berkulit hitam legam. Kita lihat…….begitu mulianya wanita itu,padahal jika dalam kondisi tidak sadar seperti itu, walau auratnya terbuka maka tidak terkena dosa. Tapi dia tetap merasa malu.
Bukan penyakitnya yg dia keluhkan, tapi auratnya yg dia khawatirkan. Karena dia tau betul perintah Allah bahwa menutup aurat itu wajib. Bagaimana wanita jaman sekarang? Mereka dengan suka cita membuka auratnya. Tanpa rasa sungkan mereka akan merasa bangga jk para lelaki itu mengagumi kemolekan tubuhnya. Mereka ramai2 memamerkan keindahan tubuhnya, berpakaian sexy agar dipuja oleh kaum lelaki.
Inilah sifat yg sudah sering ditinggalkan oleh kaum sekarang,
Rosul bersabda,” sesungguhnya rasa malu hanya akan mendatangkan kebaikan” (HR bukhari muslim)
Nabi pernah bertemu seseorang yg mengkritik saudaranya yg pemalu, maka nabi langsung menegur “ biarkan dia, sesungguhna malu itu sebagian dari iman (Hr bukhari muslim).
Rasa malu itu bisa malu pada manusia, dan malu pada Allah.
Malu pada Allah
Rosul bersabda,” wahai kaum muslimin, malulah pd Allah dg sebenar2nya”. Para sahabat berkata “kamipun py rasa malu”.
Rosul bersabda>’ bukan itu yg sy maksud, malu yg sebenar2nya pada Allah. Engkau menundukkan kepala dan isinya, dan engakau menjaga perutmu dan isinya dan engkau senantiasa mengingat kematian. Barang siapa yg rindu alam akhirat, maka dia akan tinggalkan alam dunia. Barang siapa yg mempraktekkan itu semua, dia yg benar2 merasa malu pd Allah.” (HR tirmidzi) sahih oleh al hakim.
Malu pada Manusia
Malu pada manusia bisa menjaga kita untuk dari kerusakan lahiriah. Rasa malu pada manusia, membuat kita berfikir ulang untuk melakukan perbuatan2 yg bisa menurunkan harga dirinya. Krn kita akan malu jk orang2 tau perbuatan buruk kita.
Bagaimana dg orang yg tak memiliki sifat malu? Mereka adalah org2 yg tak memiliki perasai dan harga diri. Mereka cenderung untuk berbuat sesuka hati mereka, seperti yg disabdakan oleh rosulullah.
Rosul bersabda,” sesungguhnya diantara ungkapan kenabian pertama yg diketahui manusia, kalau engakau tak memiliki rasa malu, maka berbuatla sesukamu” HR bukhari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar