Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan: “Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada empat golongan, kelak pada hari kiamat akan berhujah dan
minta ditangguhkan perkaranya. Orang tuli yang tidak bisa mendengar
apapun, orang pandir, orang pikun, dan yang terakhir orang yang hidup
pada masa-masa kekosongan tidak ada rasul.
Adapun orang yang tuli, maka ia membela dirinya dengan mengatakan:
“Ya Rabb, sungguh Islam telah datang, namun diriku tidak mendengar
apapun tentangnya”.
Sedangkan orang yang pandir, mengatakan: “Ya Rabb, Islam telah
datang, akan tetapi saya tidak mengerti sama sekali, sedangkan anak-anak
kecil melempariku dengan kotoran hewan”.
Orang yang pikun membela dan berkata: “Ya Rabb, Islam datang,
namun saya tidak mengerti sama sekali”. Adapun orang yang meninggal pada
masa-masa fatroh (tidak ada Nabi maupun Rasul), maka ia mengatakan: “Ya
Rabb, Engkau tidak pernah mengutus padaku seorang rasul”.
Maka setelah itu mereka semua diambil sumpahnya agar mentaati
-Nya dan diutus pada mereka yang menyuruh agar semuanya masuk ke dalam
api. Barangsiapa yang memasukinya maka rasa dingin dan keselamatan yang
ia peroleh, dan barangsiapa yang enggan memasukinya maka ia ditarik
darinya”.
Hadits ini Shahih, dikeluarkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar, Ibnu Abi
‘Ashim di dalam kitabnya ‘as-Sunnah’, dan al-Baihaqi di dalam
‘al-I’tiqad’, semuanya dari Abu Hurairah dan dari al-Aswad bin Sura’i.
Al-Baihaqi mengatakan: “Sanadnya Shahih”.
Oleh: Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari [Diterjemahkan Abu Umamah Arif Hidayatullah melalui IslamHouse.com]
Sabtu, 21 Februari 2015
Jumat, 20 Februari 2015
HIDUP SURI
Istilah yang sering kita dengar adalah
mati suri. Itu merupakan sebuah istilah untuk menjuluki kondisi di mana
sesorang tampaknya mati, tetapi sebenarnya masih hidup. Adapun judul di
atas; hidup suri adalah kebalikan mati suri. Itu adalah istilah yang
kami buat sendiri untuk menjuluki orang yang tampaknya hidup, padahal sebenarnya ia mati. Siapakah dia? Dia adalah orang yang enggan berdzikir!
Perlu diketahui, bahwa selain memotivasi para hamba-Nya untuk banyak berdzikir, Allah ta’ala juga
mengingatkan mereka agar tidak lalai dari berdzikir. Bahkan terkadang
Allah menggabungkan antara keduanya. Antara lain dalam firman-Nya,
“وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ“.
Artinya: “Ingatlah Rabbmu dalam
hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan
suara, pada waktu pagi dan petang. Serta janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai”. QS. Al-A’raf (7): 205.
Kebutuhan seorang hamba kepada dzikir melebihi kebutuhan seekor ikan terhadap air, sebab dzikir merupakan sumber kehidupan hati. Nabi kita shallallahu’alaihiwasallam memberikan sebuah perumpamaan yang sangat buruk bagi manusia yang enggan berdzikir. Kata beliau,
“مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ“.
“Perumpamaan orang yang berdzikir
(mengingat) Rabbnya dan orang yang tidak berdzikir, seperti orang yang
hidup dan orang yang mati”. HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa al-Asy’ary radhiyallahu ’anhu.
Berdasarkan keterangan di atas, hati para manusia bisa diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
Pertama: Hati yang hidup dan sehat. Adalah hati yang senantiasa dipenuhi dengan dzikrullah. Hati yang mengikhlaskan seluruh amalannya hanya untuk Allah ta’ala. Ia
mencintai, membenci, memberi dan menahan pemberian karena Allah semata.
Dalam bertindak dan berlaku, selalu yang dijadikan sebagai patokan
adalah keridaan Allah dan Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam bukan yang lain.
Kedua: Hati yang mati.
Adalah hati yang kosong dari dzikrullah. Hati yang tidak mengenal
Rabbnya, tidak beribadah pada-Nya, tidak menjalankan perintah-Nya maupun
menjauhi larangan-Nya. Ia mencintai, membenci, memberi dan menahan
pemberian semata karena menuruti hawa nafsunya.
Ketiga: Hati yang sakit.
Adalah hati yang masih hidup namun menderita penyakit. Tergantung unsur
mana yang lebih dominan. Terkadang penyakitnya berkurang karena porsi
dzikirnya ia tingkatkan. Namun seringkali, penyakitnya semakin parah,
karena terlalu lama tidak berdzikir, sehingga hampir-hampir ia mati.
Hati pertama adalah hati yang subur dan
lembut. Hati kedua adalah hati yang tandus dan mati. Hati ketiga adalah
hati yang sakit, kadangkala mendekati kesembuhan dan tidak jarang pula
mendekati kematian. Nomor berapakah hati kita?
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 19 Rabi’uts Tsani 1433 / 12 Maret 2012
Rabu, 18 Februari 2015
BERHAJI TANPA KE MEKAH
Berhaji adalah sebuah impian hampir semua kaum muslimin. Bukan hanya karena itu merupakan rukun islam yang ke 5, tapi karena pahala yang disediakan untuk orang yang berhaji itu luar biasa.
Rosul bersabda :
barangsiapa yang berhaji kemudian dia tidak mengotori ibadah haji dengan hub suami istri serta dan pemanasannya,
serta dia takmengotori dg dosa. Maka dia akan kembali dg suci bagikan bayi yg
baru lahir. HR BUKHARI MUSLIM
Rosul bersabda "
haji yang makbrur tiada pahala lain selain masuk surga. " Hr Bukhari muslim
Hal lain yang
membuat ingin berhaji adalah krinduan umat muslim untuk pergi ke mekah, ini
sesuai dengan do’a yg dipanjatkan oleh nabi ibrohim
Sayangnya untuk
pergi berangkat haji biayanya tidak murah(35jt), itupun masih harus menunggu
giliran. Sehingga tidak semua orang bisa mendapat kesempatan pergi ke mekah.
Kemudian apa solusinya? Allah maha pengasih dan penyayang, DIA memberi solusi
amalah yang amalannya seperti berhaji`
1. Pergi
ke masjid tidak ada maksud lain belajar agama atau mengajarkannya
HR
imam al hakim
Rosul
bersabda : barang siapa yg pergi ke masjid dg tidak ada lain belajar kebaikan
atau mengajarkannya, dia mendapatkan
pahala orang yg berhaji sempurna.
2.
Duduk di masjid setelah sholat
subuh, berdzikir sampai matahari terbit
dan sholat 2 rokaat.
HR
tirmidzi dinilai hasan oleh al albani
Rosul
bersabda : barang siapa sholat subuh berjamaah kemudian dia duduk dzikir pada
Allah sampai terbit matahari. Kemudian sholat 2 rakaat, dia akan mendapatkan
pahala orang yg berhaji dan umroh, sempurna, sempurna,sempurna.
Berdzikir
disini bukan Cuma mengucapkan subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar tapi
membaca al quran itu jg termasuk berdzikir.
Rosul
suatu saat didatangi putrinya fatimah,
dia mengadu ttg banyaknya pekerjaan rumah.
Fatimah
:“wahai rosul, pekerjaan saya banyak sekali bisakah mencarikan pembantu?”
Rosul
:“wahai anakku, maukah engkau kuberikan yg lebih baik? Jangan lupa engkau dan
suamimu sebelum tidur membaca tasbih 33x(subhanallah), tasbih 33
x(alhamdulillah), takbir 34x(allahu akbar).
Dan
benar setelah itu mereka tak butuh pembantu, karena dikaruniai fisik yang kuat.
Inilah pentingnya dzikir sesudah subuh.
Selasa, 10 Februari 2015
KEUTAMAAN MENCARI ILMU
Kita semua tahu bahwa Dzikir itu adalah ibadah yang
sangat mulia dan berpahala luar biasa. Tapi ternyata ada ibadah yang lebih
mulia dari dzikir, karena ini adalah penentu benar tidaknya smua ibadah. Yaitu menuntut
ilmu agama. Dengan menuntut ilmu agama, kita menjadi tahu apakah ibadah2 yg
kita lakukan ini sudah baik atau belum.
Sehingga para ulama mengatakan
bahwa majlis ta’lim itu lebih afdol daripada majlis dzikir. Karena mencari ilmu
hukumnya adalah fardu ‘ain/fardu kifayah sedang berdzikir itu hukumnya sunah.
Makanya nabi bersabda “
sesungguhnya keutamaan ulama dibanding ahli ibadah, seperti kelebihannya bulan
purnama dibanding bintang2”. Hr abu dawud sahih oleh imam ibn hibban dan syeh
al albani.
Bulan purnama itu menerangi bumi,
tapi bintang itu Cuma menerangi diri sendiri. Ulama itu manfaat yang akan
menerimanya itu meluas, tapi seorang ahli ibadah itu Cuma untuk dirinya sendiri
saja.
Rosul bersabda “ sesungguhnya
seorang ulama itu didoakan oleh seluruh makhluk hidup di muka bumi sampai ikan
didasar lautan”
Subhanallah, mengapa semua
makhluk hidup itu sampai mendoakan ? karena dengan ilmu ulama maka para
binatang memetik manfaatnya.
Se ekor ayam, dengan illmu dari
ulama maka manusia bisa menyembelih ayam dengan benar. Karena disyariatkan jika
mau menyembelih maka pisaunya harus tajam, sehingga tidak menyiksa ayam.
Itulah keutamaan mencari ilmu,
maka marilah kita berlomba dalam mencari ilmu. Karena mencari ilmu itu hukumnya
wajib, seperti yg disabdakan oleh rosulullah.
Hr ibn majjah sahih oleh syeh al
albani
Rosul bersabda “ mencari ilmu itu
hukumnya wajib untuk tiap muslim(muslimah)”
Padahal kebutuhan kita akan ilmu
agama, itu melebihi dengan kebutuhan kita akan makan dan minum. Makan dan minum
Cuma kita butuhkan 3x sehari, tapi ilmu agama kita butuhkan di setiap detik
hidup kita. Apalagi di jaman sekarang, semua teknologi telah ada dan sangat
mendukung kita dalam mencari ilmu. Ada internet, MP3, kaset, buku, majalah dsb.
Sampai Sahabat abu hurairah dan
abu dzar berkata “satu bab ilmu agama kau pelajari, lebih kami cintai dari
sholat sunah 1000 rakaat.”
Karena ilmu agamalah yang akan
menentukan kualitas ibadah2 kita. Dan majlis ta’lim itu juga bisa dikatakan
majlis dzikir, karena dzikir secara asal artinya adalah mengingat Allah. Manfaatkanlah
waktu kita sebaik mungkin, karena sangat banyak amalan2 dari rosul yang belum
kita amalkan. Jangan sampai kita tersesat melakukan amalan2 yang tak ada
contohnya karena kita malas mencari ilmu.
Rosul bersabda “ barang siapa yg
melak amalan tak ada contohnya dariku maka amalan itu tertolak “ HR muslim
Langganan:
Postingan (Atom)