Tafsir Al quran

Sabtu, 21 Februari 2015

Golongan yang minta tangguh di hari kiamat

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan: “Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada empat golongan, kelak pada hari kiamat  akan berhujah dan minta ditangguhkan perkaranya. Orang tuli yang tidak bisa mendengar apapun, orang pandir, orang pikun, dan yang  terakhir orang yang hidup pada masa-masa kekosongan tidak ada rasul.
Adapun orang yang tuli, maka ia membela dirinya dengan mengatakan: “Ya Rabb, sungguh Islam telah datang, namun diriku tidak mendengar apapun tentangnya”.
Sedangkan orang yang pandir, mengatakan: “Ya Rabb, Islam telah datang, akan tetapi saya tidak mengerti sama sekali, sedangkan anak-anak kecil melempariku dengan kotoran hewan”.
Orang yang pikun membela dan berkata: “Ya Rabb, Islam datang, namun saya tidak mengerti sama sekali”. Adapun orang yang meninggal pada masa-masa fatroh (tidak ada Nabi maupun Rasul), maka ia mengatakan: “Ya Rabb, Engkau tidak pernah mengutus padaku seorang rasul”.
Maka setelah itu mereka semua diambil sumpahnya agar mentaati -Nya dan diutus pada mereka yang menyuruh agar semuanya masuk ke dalam api. Barangsiapa yang memasukinya maka rasa dingin dan keselamatan yang ia peroleh, dan barangsiapa yang enggan memasukinya maka ia ditarik darinya”.
Hadits ini Shahih, dikeluarkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar, Ibnu Abi ‘Ashim di dalam kitabnya ‘as-Sunnah’, dan al-Baihaqi di dalam ‘al-I’tiqad’, semuanya dari Abu Hurairah dan dari al-Aswad bin Sura’i.
Al-Baihaqi mengatakan: “Sanadnya Shahih”.
Oleh: Syaikh Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari [Diterjemahkan Abu Umamah Arif Hidayatullah melalui IslamHouse.com]

Jumat, 20 Februari 2015

HIDUP SURI

Istilah yang sering kita dengar adalah mati suri. Itu merupakan sebuah istilah untuk menjuluki kondisi di mana sesorang tampaknya mati, tetapi sebenarnya masih hidup. Adapun judul di atas; hidup suri adalah kebalikan mati suri. Itu adalah istilah yang kami buat sendiri untuk menjuluki orang yang tampaknya hidup, padahal sebenarnya ia mati. Siapakah dia? Dia adalah orang yang enggan berdzikir!
Perlu diketahui, bahwa selain memotivasi para hamba-Nya untuk banyak berdzikir, Allah ta’ala juga mengingatkan mereka agar tidak lalai dari berdzikir. Bahkan terkadang Allah menggabungkan antara keduanya. Antara lain dalam firman-Nya,

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ.

Artinya: “Ingatlah Rabbmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang. Serta janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”. QS. Al-A’raf (7): 205.
Kebutuhan seorang hamba kepada dzikir melebihi kebutuhan seekor ikan terhadap air, sebab dzikir merupakan sumber kehidupan hati. Nabi kita shallallahu’alaihiwasallam memberikan sebuah perumpamaan yang sangat buruk bagi manusia yang enggan berdzikir. Kata beliau,
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ“.
“Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Rabbnya dan orang yang tidak berdzikir, seperti orang yang hidup dan orang yang mati”. HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa al-Asy’ary radhiyallahu ’anhu.
Berdasarkan keterangan di atas, hati para manusia bisa diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
Pertama: Hati yang hidup dan sehat. Adalah hati yang senantiasa dipenuhi dengan dzikrullah. Hati yang mengikhlaskan seluruh amalannya hanya untuk Allah ta’ala. Ia mencintai, membenci, memberi dan menahan pemberian karena Allah semata. Dalam bertindak dan berlaku, selalu yang dijadikan sebagai patokan adalah keridaan Allah dan Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam bukan yang lain.
Kedua: Hati yang mati. Adalah hati yang kosong dari dzikrullah. Hati yang tidak mengenal Rabbnya, tidak beribadah pada-Nya, tidak menjalankan perintah-Nya maupun menjauhi larangan-Nya. Ia mencintai, membenci, memberi dan menahan pemberian semata karena menuruti hawa nafsunya.
Ketiga: Hati yang sakit. Adalah hati yang masih hidup namun menderita penyakit. Tergantung unsur mana yang lebih dominan. Terkadang penyakitnya berkurang karena porsi dzikirnya ia tingkatkan. Namun seringkali, penyakitnya semakin parah, karena terlalu lama tidak berdzikir, sehingga hampir-hampir ia mati.
Hati pertama adalah hati yang subur dan lembut. Hati kedua adalah hati yang tandus dan mati. Hati ketiga adalah hati yang sakit, kadangkala mendekati kesembuhan dan tidak jarang pula mendekati kematian. Nomor berapakah hati kita?
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 19 Rabi’uts Tsani 1433 / 12 Maret 2012

Rabu, 18 Februari 2015

BERHAJI TANPA KE MEKAH


Berhaji adalah sebuah impian hampir semua kaum muslimin. Bukan hanya karena itu merupakan rukun islam yang ke 5, tapi karena pahala yang disediakan untuk orang yang berhaji itu luar biasa.
Rosul bersabda : barangsiapa yang berhaji kemudian dia tidak mengotori ibadah  haji dengan hub suami istri serta dan pemanasannya, serta dia takmengotori dg dosa. Maka dia akan kembali dg suci bagikan bayi yg baru lahir. HR BUKHARI MUSLIM
Rosul bersabda " haji yang makbrur tiada pahala lain selain masuk surga. " Hr Bukhari muslim

Hal lain yang membuat ingin berhaji adalah krinduan umat muslim untuk pergi ke mekah, ini sesuai dengan do’a yg dipanjatkan oleh nabi ibrohim
                                                               
Sayangnya untuk pergi berangkat haji biayanya tidak murah(35jt), itupun masih harus menunggu giliran. Sehingga tidak semua orang bisa mendapat kesempatan pergi ke mekah. Kemudian apa solusinya? Allah maha pengasih dan penyayang, DIA memberi solusi amalah yang amalannya seperti berhaji`
1.        Pergi ke masjid tidak ada maksud lain belajar agama atau mengajarkannya
HR imam al hakim
Rosul bersabda : barang siapa yg pergi ke masjid dg tidak ada lain belajar kebaikan atau mengajarkannya, dia  mendapatkan pahala orang yg berhaji sempurna.
2.       Duduk di masjid setelah sholat subuh,  berdzikir sampai matahari terbit dan sholat 2 rokaat.
HR tirmidzi dinilai hasan oleh al albani
Rosul bersabda : barang siapa sholat subuh berjamaah kemudian dia duduk dzikir pada Allah sampai terbit matahari. Kemudian sholat 2 rakaat, dia akan mendapatkan pahala orang yg berhaji dan umroh, sempurna, sempurna,sempurna.
Berdzikir disini bukan Cuma mengucapkan subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar tapi membaca al quran itu jg termasuk berdzikir.
Rosul suatu saat didatangi putrinya  fatimah, dia mengadu ttg banyaknya pekerjaan rumah.
Fatimah :“wahai rosul, pekerjaan saya banyak sekali bisakah mencarikan pembantu?”
Rosul :“wahai anakku, maukah engkau kuberikan yg lebih baik? Jangan lupa engkau dan suamimu sebelum tidur membaca tasbih 33x(subhanallah), tasbih 33 x(alhamdulillah), takbir 34x(allahu akbar).
Dan benar setelah itu mereka tak butuh pembantu, karena dikaruniai fisik yang kuat. Inilah pentingnya dzikir sesudah subuh.

Selasa, 10 Februari 2015

KEUTAMAAN MENCARI ILMU





Kita semua tahu bahwa Dzikir itu adalah ibadah yang sangat mulia dan berpahala luar biasa. Tapi ternyata ada ibadah yang lebih mulia dari dzikir, karena ini adalah penentu benar tidaknya smua ibadah. Yaitu menuntut ilmu agama. Dengan menuntut ilmu agama, kita menjadi tahu apakah ibadah2 yg kita lakukan ini sudah baik atau belum. 

Sehingga para ulama mengatakan bahwa majlis ta’lim itu lebih afdol daripada majlis dzikir. Karena mencari ilmu hukumnya adalah fardu ‘ain/fardu kifayah sedang berdzikir itu hukumnya sunah.

Makanya nabi bersabda “ sesungguhnya keutamaan ulama dibanding ahli ibadah, seperti kelebihannya bulan purnama dibanding bintang2”. Hr abu dawud sahih oleh imam ibn hibban dan syeh al albani.
Bulan purnama itu menerangi bumi, tapi bintang itu Cuma menerangi diri sendiri. Ulama itu manfaat yang akan menerimanya itu meluas, tapi seorang ahli ibadah itu Cuma untuk dirinya sendiri saja.
Rosul bersabda “ sesungguhnya seorang ulama itu didoakan oleh seluruh makhluk hidup di muka bumi sampai ikan didasar lautan”
Subhanallah, mengapa semua makhluk hidup itu sampai mendoakan ? karena dengan ilmu ulama maka para binatang memetik manfaatnya.
Se ekor ayam, dengan illmu dari ulama maka manusia bisa menyembelih ayam dengan benar. Karena disyariatkan jika mau menyembelih maka pisaunya harus tajam, sehingga tidak menyiksa ayam.
Itulah keutamaan mencari ilmu, maka marilah kita berlomba dalam mencari ilmu. Karena mencari ilmu itu hukumnya wajib, seperti yg disabdakan oleh rosulullah.
Hr ibn majjah sahih oleh syeh al albani
Rosul bersabda “ mencari ilmu itu hukumnya wajib untuk tiap muslim(muslimah)”
Padahal kebutuhan kita akan ilmu agama, itu melebihi dengan kebutuhan kita akan makan dan minum. Makan dan minum Cuma kita butuhkan 3x sehari, tapi ilmu agama kita butuhkan di setiap detik hidup kita. Apalagi di jaman sekarang, semua teknologi telah ada dan sangat mendukung kita dalam mencari ilmu. Ada internet, MP3, kaset, buku, majalah dsb.
Sampai Sahabat abu hurairah dan abu dzar berkata “satu bab ilmu agama kau pelajari, lebih kami cintai dari sholat sunah 1000 rakaat.”
Karena ilmu agamalah yang akan menentukan kualitas ibadah2 kita. Dan majlis ta’lim itu juga bisa dikatakan majlis dzikir, karena dzikir secara asal artinya adalah mengingat Allah. Manfaatkanlah waktu kita sebaik mungkin, karena sangat banyak amalan2 dari rosul yang belum kita amalkan. Jangan sampai kita tersesat melakukan amalan2 yang tak ada contohnya karena kita malas mencari ilmu.
Rosul bersabda “ barang siapa yg melak amalan tak ada contohnya dariku maka amalan itu tertolak “ HR muslim