Tafsir Al quran

Rabu, 31 Desember 2014

Akrab dengan Ruqyah


Apa Itu Ruqyah?
Secara Bahasa , ruqyah adalah setiap bacaan yang berisi perlindungan
Secara definisi, ruqyah adalah setiap doa dan bacaan yang berisi permohonan tolong dan perlindungan kepada Allah untuk mencegah dan mengobati bala dan penyakit.

Sejarah Ruqyah
Ruqyah itu telah lama dikenal, bahkan sudah pernah dipakai sejak jaman nabi Ibrohim.
HR bukhari
Nabi pernah meruqyah al hasan dan al husain, setelah meruqyah mereka, nabi bersabda
“ sungguh ruqyah yang saya pakai ini sama dengan ruqyah yang pernah di pakai nabi ibrohim untuk meruqyah 2 putranya (ismail dan ishak)”.
Jadi ruqyah itu sudah dikenal sejak sebelum nabi, tapi pada jaman jahiliyah ruqyah itu dipakai dengan dicampur adukan dengan kesyirikan. Kemudian datanglah nabi shollallahu’alalihiwasalam untuk meluruskan ruqyah.
Dan dijaman sekarang ini, alhamdulillah orang-orang sudah mulai mengenal sesuatu yang berbau syar’i. walaupun masih ada kekurangan disana-sini, tapi patut disyukuri. Namun perlu diwaspadai dukun-dukun yang dulunya ramai pasien, akibat masyarakat mulai sadar sehingga pasien mereka menjadi sepi. Maka dukun-dukun itu berevolusi, merubah penampilan mereka menjadi seperti kyai. Yang dulunya pake blangkon, sekarang pakai sorban, dulu bajunya hitam sekarang pakai jubah dll. Namun isi ruqyahnya dicampur adukkan dengan sesuatu yang menyalahi syariat. Inilah yang menjadikan adanya Ruqyah gadungan.

LANDASAN SYAR’I
1.       Rosul pernah meruqyah dirinya sendiri.
Diceritakan oleh aisyah rodhiyallahuanha, " setiap malam jika rosulullah shollallahu'alaihiwasalam hendak beranjak ke peraduan, beliau menggabungkan kedua telapak tangannya kemudian meniupkan nafas dengan sedikit air ludah dan membaca al ikhlas, an nass dan al falaq kemudian mengusapkan kedua tangannya ke seluruh bagian tubuh yang bisa dicapai, dimulai dengan kepala, wajah dan bagian depan tubuh (HR bukhari)

2.       nabi shollallahu’alalihiwasalam pernah diruqyah oleh malaikat jibril.
Ini terjadi ketika nabi disihir oleh seorang yahudi yang bernama Labid bin A’shom. Ketika nabi disihir, malaikat jibril datang dan bertanya pada nabi “ wahai muhammad engkau sakit?”
Nabi menjawab “ iya”
Malaikat jibril “bismillahiarkika (dengan nama Allah aku meruqyahmu), min kulli syai in yu’dika( dari segala sesuatu yang menyakitimu), min syarri kulli nafsin (dari keburukan setiap jiwa), au ‘ainin hassidin ( atau pandangan yang hasad) Allahu yasfika (semoga Allah menyembuhkanmu) bismillahiarkika “ HR muslim
3.       nabi shollallahu’alalihiwasalam pernah meruqyah sebagian sahabat
Hr muslim
Nabi pernah meruqyah sahabatnya yang sakit kudis.
4.       nabi shollallahu’alalihiwasalam memerintahkan ruqyah dan membenarkan ruqyah sejumlah sahabatnya.
Hr bukhari muslim
Aisyah berkata, aku diperintahkan nabi shollallahu’alalihiwasalam untuk meruqyah orang yang terkena penyakit ‘ain

KARAKTERISTIK RUQYAH SYAR’I
1.       Harus bersih dari syirik.
nabi shollallahu’alalihiwasalam mengingatkan tentang ruqyah yang syirik, ada sahabat yang berkata “ wahai rosul, kami dulu biasa meruqyah”.
Nabi berkata “ coba jelaskan bagaimana ruqyah kalian!”
Kemudian para sahabat pun menjelaskan ruqyah mereka, setelah itu nabi bersabda “ tidak apa-apa kalian meruqyah, tapi jangan syirik”. HR muslim
Yang dimaksud syirik dalam ruqyah adalah adanya permintaan tolong pada selain Allah,seperti Jin, syetan, atau yang lainnya, meskipun itu seorang wali yang sudah meninggal bahkan malaikat sekalipun. Itu tetap tidak dibolehkan secara islam.
2.       Redaksi, makna dan cara ruqyahnya harus JELAS DAN BENAR
Redaksi harus jelas, tidak boleh menggunakan mantra-mantra yang tak difahami maknanya. Karena sesuatu yang tak dipahami maknanya itu berpeluang mengandung kesyirikan. Contohnya saja, ada praktek yang nyata terjadi, dan yang melakukan mengaku kyai. saya memohon pertolongan dengan malaikat-malaikat, malaikat penguasa daratan “adam ahmad”, malaikat penguasa lautan “khidir ahmad” , penguasa api malaikat ifrid, penguasa angin malaikat eva ahmad, malaikat pemimpin ke 5 malikat “jibril ahmad”. Itu jelas2 menyalahi syariat,karena ada nama2 yang mengada-ada. Maka untuk amannya, cukup menggunakan bacaan yang ada dalam al quran.
Caranya Ruqyahnya jelas, artinya tidak menyimpang aturan agama. Banyak orang-orang jaman sekarang yang tak paham syariat, sehingga melakukan ruqyah  dengan se enaknya sendiri. Contohnya saya bisa meruqyah tapi harus di pohon beringin dll.
Cara yang salah lain adalah ruqyah yg diiringi dengan puasa-puasa yang tak disyariatkan oleh agama, seperti puasa mutih, dan sejenisnya. , menjadikan orang lain sebagai mediator, orang yang mengaku bisa menangkap jin dan memasukkannya kedalam botol.
Atau orang-orang yang mengaku bisa memindahkan penyakit ke media lain, seperti telur atau hewan.
Juga ada ruqyah yang membuka aurat. Perlu dipahami bahwa ruqyah itu tak sama seperti pengobatan2 yang harus memegang. Ruqyah itu mengandalkan bacaan bukan sentuhan, walau ada beberapa riwayat yang menggunakan sentuhan tapi sentuhan2 itu dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan mahrom spt istri, anak, orangtua, kakak, adik kandung.  Jadi ruqyah bukan dipegangi, walau dengan media sarung.
Ruqyah yamg dilakukan hanya berduaan, itu tidak boleh.
3.       Ruqyah yang tidak diyakini bisa menyembuhkan dengan sendirinya.
Maksudnya, ruqyah ini hanya bisa sembuh dengan izin Allah, karena ruqyah ini hanya sebab saja, bukan satu-satunya. Jadi sembuhnya itu bukan karena ruqyahnya, tapi karena izin Allah maka bisa sembuh.

PENCEGAHAN DENGAN RUQYAH
Mencegah datangnya penyakit tentu akan lebih baik daripada mengobati setelah kita terkena penyakit. Ada 4 tips yang perlu dilakukan :
1         Meluruskan akidah dan menguatkannya.
Orang-orang yang akidahnya kuat, syetan atau iblis tidak mampu menggodanya. Dikisahkan ttg syetan yang diusir oleh Allah dari surga, maka iblis bersumpah untuk menyesatkan para manusia, maka Allah berfirman “ engkau tidak akan bisa menyesatkan hambaku yang beriman padaku”.Maka hanya orang-orang yang lemah iman dan aqidahnya, itu akan sangat mudah disesatkan oleh syetan. Termasuk orang yang tak mau menerima takdir Allah.
2.       Rajin sholat berjamaah di masjid, khususnya bagi pria.
Dalam hadis abu dawud, sahih oleh al hakim dan ibn hibban
nabi shollallahu’alalihiwasalam bersabda “ andaikan ada di satu kampung jika penduduknya lebih dari tiga orang dan disitu tak dilakukan sholat jama’ah,malainkan orang2 tersebut sudah dikuasai oleh syetan.
3.       Rutin mengamalkan dzikir dan doa yang diajarkan oleh nabi shollallahu’alalihiwasalam.
Dzikir itu merupakan perisai diri kita, jadi orang yang tak pernah berdzikir itu seperti pasukan yang pergi ke medan perang tanpa perisai dan senjata. Dan dzikir dari rosulullahlah yang sudah dijamin kebenarannya.
Terutama sekali kita membaca dzikir pagi dan sore, minimal membaca ayat kursi 1x, surat al ikhlas, al falaq, annas 3x. fungsi dari itu semua kata rosulullah “ bacalah surat al ikhlas, al falaq dan an nass tiap pagi dan sore 3x, maka akan melindungi dari segala sesuatu” HR abu dawud dinyatakan sahih oleh syeh bin baz.
Dan masih banyak lagi dzikir yg lain , seperti dzikir keluar rumah.
4.       Dengan cara “memagari” rumah
Yang dimakssud “memagari” adalah melindungi rumah dari serangan2 mistik, syetan2 yg mengganggu kita. Pagar yang dimaksud adalah diantaranya
Mengucapkan salam sebelum masuk
Hr Abu dawud sahih olehimam al hakim
Rosul bersabda “ ada 3 jenis manusia yang akan dijaga oleh Allah, salah satunya adalah orang yang masuk kerumahnya dengan mengucapkan salam.”
Mengucapkan basmalah
Ini diucapkan ketika sudah masuk.
HR muslim
Rosul bersabda “ barangsiapa masuk kerumah tanpa basmalah, syetan akan berkata”kita akan menginap gratis disini”, tapi jika diucapkan basmalah maka syetan mengucapkan “ kita tidak bisa menginap disini”.
Mengucapkan bismillah ketika menutup pintu, jendela dan perkakas rumah tangga
Rosul bersabda “ kalau sudah masuk waktu sore, tahan anak2 kalian jangan biarkan berkeliaran diluar, karena pada saat itu syetan berkeliaran, tutuplah pintu2 sambil mengucapkan bismillah karena syetan tak bisa membuka pintu yang diucapkan bismillah” Hr bukhari
Memakmurkan rumah dengan ibadah dan membaca al quran
Hr Tirmidzi sahih oleh al hakim dan syeh al albani.
Rosul bersabda “ 2 ayat penutup surat al baqoroh, seandainya 2 surat tersebut dibaca di suatu rumah 3 malam berturut2, maka tidak akan didekati oleh syetan.”
Rosul bersabda “ syetan akan lari dari rumah yang didalamnya dibaca surat al baqoroh” Hr muslim

PENGOBATAN DENGAN RUQYAH
Semaksimal apapun kita berusaha, tapi kalau Allah sudah berkehendak maka tak akan bisa menghindar. Contohnya adalah ketika Rosulullah di sihir,
Pengobatan dengan ruqyah yang membuat masyarakat ragu melaksanakan, karena masyarakat diberi gambaran bahwa ilmu ruqyah itu adalah ilmu khusus yang membutuhkan keahlian. Padahal ruqyah itu adalah mudah. Siapapun bisa melakukannya.
Secara syariah, ruqyah tersimpul 2 hal
1.       Membaca ayat suci al quran dan dzikir2 yang diajarkan rosul
Allah berfirman : “kami turunkan al quran untuk penyembuh “ Qs al isro;82

Caranya adalah kita bacakan alquran pada orang yang sakit. Orang yang sakit duduk, dan kita membacakan ayat al quran. Dan semua surat al quran bisa digunakan untuk meruqyah. Tapi lebih utama jika menggunakan surat2 yang direkomendasikan rosulullah, seperti surat al ikhlas, al falaq, annas atau surat al baqoroh.
Kata rosul, surat al baqoroh ini tak bisa dilawan oleh para dukun ataupun syetan kelas kakap. Dan perlu dicermati, bahwa kadang syetan itu melawan dan membuat mental yang meruqyah jadi lemah. Kadang syetan itu ketika diruqyah, maka dia ikut2 membaca ayat al quran dengan fasihnya. Inilah yang kadang2 membuat mental si peruqyah jatuh.  Padalah syetan itu ketika membaca ayat al quran, dia sambil menahan rasa sakit. Maka yang perlu dilakukan adalah terus membaca sampai syetan keluar. Memang waktunya bisa sebentar, tapi bisa juga sangat lama.
Dan ini menjadi ujian bagi si peruqyah.

Ini pernah terjadi pada seorang ustad dari arab, saat dibacakan ayat kursi, syetannya ikut membaca. Ustadnya tahu kalau syetannya itu bertujuan membuat mental dia turun. Maka dia berus bacakan sampai bacaan yang ke 100 baru syetan itu keluar.
Ada doa dzikir yang diajarkan oleh Rosul,  diantaranya adalah
Doa untuk menyembuhkan orang sakit
Hr bukhari
Allahumma robbanass mudzhibal ba’si, isywi anta syafi laa syifa’a ilaa syifa uka, syifaan laa yughodiru saqoman
Artinya : ya Allah robbnya manusia Engkaulah yang menghilangkan penyakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau yang maha penyembuh, tak ada kesembuhan kecuali dariMU, kesembuhan yang tak menyisakan penyakit.
HR Muslim
Bismillahi arkika (dengan nama Allah aku meruqyahmu) min kulli syai in yu’dika (dari segala sesuatu yang menyakitimu) min syarri kulli nafsin (dari kejahatan setiap jiwa) au a’inin hasidin (atau pandangan orang2 dengki) Allahu yasfika ( semoga Allah menyembuhkanmu) bismillahi arkika (dengan nama allah aku meruqyahmu)

Itu doa yang bisa diamalkan, bagaimana jika tidak hafal? Seandainya tak hafal maka boleh membaca surat apa saja yang dia hafal. Apabila yang diruqyah adalah bukan mahromnya, misal seorang wanita maka sebaiknya ada pembatasnya, kalau tidak maka yang akan diruqyah menggunakan pakaian yang rapat.
2.       Meniupkan angin dengan sedikit air ludah ke yang sakit.
Dan saat meniupkan itu bisa sebelum membaca( hr bukhari), saat membaca (imam muslim), sesudah membaca (hr ahmad sahih oleh syeh al albani)
Apabila dia mahromnya, maka bisa disebulkan di kedua tangannya dulu baru diusapkan ke bagian yang sakit, tapi kalau dia bukan mahromnya, cukup langsung ditiupkan langsung ke tempat yang sakit. Jadi tidak usah memegang-megang.
Dan satu hal yang patut di perhatikan, “JANGAN BANYAK MENGAJAK BICARA SAMA SYETAN.” Serta “ JANGAN MAU BERNEGOISASI “ dengan syetan. Pilihannya Cuma Keluar atau terus saya bacakan. Dan syetan itu bisa menipu, dia bisa berkata “ya saya sudah keluar” tapi sebenarnya dia belum keluar. Maka patut terus dibacakan sampai yakin bahwa syetannya keluar.”

Itulah Ruqyah yang diajarkan oleh rosulullah, jadi ruqyah itu bukan monopoli ustads. Siapapun bisa meruqyah asal dia beriman pada Allah dan punya keyakinan yang kuat. Karena Ruqyah itu prinsipnya adalah doa, dan doa itu akan dikabulkan jika kita yakin pada Allah.
Hr tirmidzi hasan oleh syeh al albani
Rosul bersabda “ berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan”.
Dan Allahpun sudah berjanji dalam surat al mukmin (60)
Artinya : berdoalah kepadaKU maka akan Aku kabulkan.

APA SAJA YANG BISA DIOBATI DENGAN RUQYAH?
Sebenarnya ruqyah itu bisa untuk mengobati semua penyakit, diantaranya :
1.       Sihir
Sihir di indonesia ada macam2, seperti Santet,pelet, debus.
Santet adalah sihir yang tujuannya untuk mencelakakan orang lain
Pelet adalah sihir yang digunakan supaya untuk memikat lawan jenis
Debus semacam ilmu-ilmu kekebalan, atau makan kaca tak apa2 dengan bekerja sama dengan syetan.
Cara meruqyahnya sama dengan yang telah diajarkan diatas, tapi ada tambahan yaitu “memusnahkan media yang disihir”. Dukun kalau akan menyihir, biasanya dia menggunakan media, nah….media itulah yang harus dimusnahkan.
Dalilnya : saat rosul disihir.
Nabi mengutus Ali bin abi tholib untuk mencari medianya. Ternyata terdapat di sumur besar di bawah, maka oleh Ali bin abi tholib, buhul-buhul itu dilepaskan sambil dibacakan surat al falaq, an nas dan al ikhlas.  Kemudian media itu dihancurkan dan rosul sehat wal afiat.
(Hr abid ibnu humaid) dinyatakan sahih oleh syeh salim al hilali.
Bagaimana kita tahu dimana media sihirnya?
Bisa jadi tukang sihirnya mengaku, atau syetannya yang mengaku, atau jika tidak maka kita berdoa kepada Allah.
2.       Kesurupan
Ini sering sekali terjadi di sekolah-sekolah, atau di Perusahaan-perusahaan. Dan sangat disayangkan saat terjadi itu, yang dipanggil itu malah dukun sehingga malah terjerumus dalam ruqyah palsu.
Seharusnya kita sendiri bisa melakukan, bacalah ayat alquran yang kita bisa dan jangan bernegoisasi.
3.       ‘Ain
‘Ain itu terjemahan bahasanya adalah mata. ‘Ain adalah pandangan kekaguman yang disertai dengan perasaan iri dari orang yang bertabiat jelek.
Rosul bersabda “ penyakit gara2 ‘ain itu memang benar dan terjadi” HR bukhari muslim.
Contoh : ini kisah nyata dari seorang ustad, ada seorang ibu yang pergi ke pasar dengan membawa bayinya yang sehat dan lucu, saat berangkat dia sehat wal afiat. Dan ketika dipasar semua orang memuji si bayi tapi tanpa di iringi dengan menyebut nama Allah, seperti “ wahhh ayune, aduuuh lucune dll”.  Dan ketika pulang bayi itu diletakkan dan kemudian meninggal.
Cara pengobatannya : sama dengan bacaan diatas tapi ditambahkan orang yang tertuduh melepaskan ‘ain disuruh untuk wudhu kemudian air bekas wudhunya dibuat mandi oleh orang yang terkena ‘ain.
Hr imam malik sahih oleh ibn hibban dan syeh al albany
Nabi menyebutkan ada seorang sahabat bernama sahl, dia putih bersih. Ketika dia membuka baju, orang-orang memuji dia. Sesaat kemudian dia pingsan. Maka rosul bertanya “ siapa yang memuji-muji tanpa menyebut nama Allah?”. Sahabat menjawab “ saya wahai rosul”. Maka sahabat itu disuruh wudhu dan air wudhunya digunakan untuk memandikan sahl, dan dia langsung sadar.
4.       Penyakit medis
Ruqyah itu bisa juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit medis, contohnya dari hadis diatas dimana rosul menyembuhkan sahabat yang punya penyakit kudis. Ada juga sebuah Atsar dari sahabat anas bin malik dalam hr muslim
“ ruqyah itu bisa mengobati penyakit demam, gigitan semut, dan penyakit ‘ain. Dan rosul juga pernah digigit kalajengking”
HR abu dawud sahih oleh syeh al albani
Diceritakan ada sahabat yang baru masuk islam, kemudian dia pulang. Saat pulang, ada orang gila yang di pasung. Merekapun bertanya “ saya dengar kamu baru masuk islam, coba sembuhkan orang gila ini”. Maka sahabat ini pun membacakan surat al fatihah, dan orang gila ini sembuh. Karena bahagia, maka dia diberi 100 ekor kambing.

Beberapa masalah seputar ruqyah :
apakah syetan bisa menyerang manusia?
- ya syetan bisa menyerang manusia dalam arti sampai menyakiti. biasanya orang-orang yang pernah meruqyah itu akan menjadi incaran syetan dan dukun. mereka akan menyerang ke keluarganya, entah istri atau anak. maka perlu untuk melindungi diri dengan dzikir pagi dan sore.
Katanya kita tidak boleh meminta diruqyah, krn bisa mempengaruhi posisi barisan saat di yaumul akhir.?
- Sejauh ini belum ada hadis yang sahih yang menunjukkan itu. Para ulama berpendapat bahwa meminta diruqyah itu hukumnya bukan haram tapi makruh. Jadi masih bisa dibenarkan, ini cuma mengurangi ke tawakalan kita dalam menyelesaikan masalah sendiri. namun bukan haram, apalagi seperti yang ditanyakan.
Bagaimana ruqyah yang dilakukan ramai-ramai dengan banyak orang?
- Sebaiknya ruqyah yang seperti itu dihindarkan, karena itu bisa mempengaruhi orang yang lain, kedua orang yg diruqyah itu biasanya melakukan gerakan-gerakan yang tidak sadar dan itu aib bagi dia. Walaupun para ulama ada yang menyatakan dibolehkan hal itu tapi untuk sekedar mendeteksi, kemudian orang yang terkena akan dibawa di ruang khusus untuk diruqyah. 

Anda juga bisa mendengarkan kajian MP3 di : Akrab dengan Ruqyah
Sumber : Ustads Abdullah Zaen, Lc MA

Senin, 29 Desember 2014

POLEMIK MASALAH KIBLAT

 Ustads : Abdullah Zaen, Lc. MA
(Pengasuh Pondok Pesantren Tunas Ilmu)
PEMBUKAAN 
 Belakangan ini, polemik mengenai arah kiblat semakin menghangat. Bukan hanya di daerah tertentu, melainkan sudah menjadi isu nasional. Segala macam tulisan dan perdebatan telah dilakukan, namun tak jarang itu hanya berdasarkan emosional saja. Bukan berdasarkan kajian ilmunya. Untuk itulah kali ini kita akan coba untuk membahasnya secara ke ilmuan, apa sebenarnya yang terjadi tentang “Kiblat”? 

APA ITU KIBLAT? 
Disini ada 2 istilah yang saling berkaitan, yaitu “ Kiblat” dan “Ka’bah”. Kiblat berasal dari kata dalam bahasa arab yang artinya al-Qiblah yang bermakna keadaan seorang yang menghadap. Kemudian, kata ini digunakan untuk istilah arah yang dituju seorang muslim ketika ia shalat. Karah mana muslim menghadap ketika salat? Tentu ke arah ka’bah. Ka’bah maknanya secara bahasa adalah setiap rumah yang berbentuk kubus. Namun secara etimologi, kata ka’bah lebih dikenal untuk menamai bangunan kubus yang dibangun pondasinya oleh Nabi Ibrohim dan Nabi Isma’l \alaihissalam. Yang saat ini bangunan tersebut berada ditengah Masjidil Haram di tanah suci Mekkah. 

HUKUM MENGHADAP KIBLAT 
Menghadap kiblat ketika shalat merupakan syarat sah shalat seorang hama jika ia mampu, dan ini disepakati oleh para ulama. Imam Rusyd (w 595H) menjelaskan “ Kaum muslimin telah bersepakat bahwa menghadap ke arah Baitullah ketika shalat merupakan salah satu syarat sah shalat” Dalil mereka diantaranya :
 - Firman Allah ta’ala dalam Qs. Albaqarah (2) : 144 Artinya “ hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu”.
- Hadis nabi shollallahu’alaihiwasallam “Jika engkau hendak menunaikan shalat, maka sempurnakan wudhu, lalu menghadap ke kiblat dan bertakbirlah”. HR Bukhari (6251) dan Muslim (884) dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu.

SIAPA YANG TAK DIWAJIBKAN MENGHADAP KIBLAT? 
Telah dijelaskan bahwa menghadap kiblat itu wajib bagi yang mampu. Berdasarkan keterangan itu, maka berarti ada orang yang tak mampu menghadap kiblat. Siapa saja orang-orang yang mendapat keringanan untuk tidak diharuskan menghadap kiblat saat shalat? Mereka antara lain :
 • Orang yang tidak mampu untuk menghadap kiblat, karena sakit.
 Misalnya karena sakitnya terlalu parah, sehingga sekedar menggerakkan tubuhnya ke arah kiblat saja dia tak mampu. Dalam kondisi seperti ini maka shalatnya dianggap sah, kemanapun ia menghadap. Dalilnya firman Allah ta’ala Artinya :”Bertakwalah kepada Allah menurut kemampuan kalian “ . Qs. At-Taghabun(64): 16. 
Orang yang dalam keadaan Super takut, misal karena dikejar musuh, dan ia lari bukan ke arah kiblat. 
Jika ia mengalami kondisi seperti itu dan masuk waktu shalat, maka diperbolehkan baginya untuk shalat tidak menghadap kiblat, bahkan sambil berlari sekalipun. Ia shalat dengan menggunakan isyarat. Dalilnya firman Allah ta’ala Artinya : “ Jika kalian takut (ada bahaya), maka shalatlah sambil berjalan kaki atau berkendaraan”. QS. Al-Baqarah (2) : 239 
Orang yang sedang bepergian naik kendaraaan dan hendak menunaikan shalat sunnah. Ia diperbolehkan untuk menunaikan shalat diatas kendaraan, walaupun kendaraannya tidak menghadap kiblat. Dalilnya sebuah hadis sahih yang dituturkan oleh Ibn ‘Umar radhiyallahu’anhuma, “Rosulullah Shallallahu’alaihiwasallam biasa mengerjakan shalat sunnah diatas kendaraan, dengan menghadap ke arah manapun yang dituju kendaraan. Beliau juga melaksanakan shalat witir di atasnya. Namun beliau tidak pernah menunaikan shalat wajib di atas kendaraan.”. HR Bukhari (1097) dan Muslim (1616).

 CARA MENGHADAP KIBLAT 
Sebelum menjelaskan teknis menghadap kiblat, perlu diketahui bahwa keadaan orang yang sedang shalat bisa dibagi menjadi 2 :
• Keadaan pertama : Orang yang shalat berada di depan Ka’bah atau bisa melihat langsung Ka’bah. 
Dalam kondisi seperti ini, maka ia wajib menghadap langsung ke bangunan Ka’bah. Jika melenceng, maka shalatnya tidak sah. Dan para ulama tidak berbeda pendapat dalam hal ini. Imam Ibn Qudamah (w620H) menjelaskan “Jika seseorang langsung melihat Ka’bah, maka wajib baginya untuk shalat menghadap ke bangunan Ka’bah. Kami tidak mengetahui adanya perbedaan pendapat dalam masalah ini. Ibnu ‘Aqil berkata “ Jika sebagian badanya melenceng dari arah Ka’bah maka shalatnya tidak sah”. 
• Keadaan Kedua : Orang yang tidak berada di depan Ka’bah dan tidak bisa melihat Ka’bah secara langsung. Misalnya orang yang tinggal jauh dari Kota Mekah, seperti kita yang berada di Indonesia. Dalam keadaan ini, para ulama saling bersilang pendapat, apakah ia tetap diwajibkan menghadap tepat ke arah bangunan Ka’bah atau cukup menghadap ke arahnya saja? 
Pendapat pertama : Orang itu tetap diwajibkan menghadap Ka’bah, tak boleh melenceng sedikitpun. Ini merupakah pendapat ulama yang dipilih oleh para ulama Syafi’iyah. Argumen mereka didasarkan dalil : 
Dalil Al Quran : Firman Allah Ta’ala, Artinya “Hadapkanlah Wajahmu ke syathro Masjidil Haram. Dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.” QS Al Baqarah (2) : 144 
Kata “syathro” itu menurut mereka bukan sekedar kiblat saja, tapi harus tepat ke bangunan Ka’bah. 
Dalil hadis
Dari Sahabat ibn ‘Abbas radhiyallahu’anhuma, Nabi Shalallallahu’alaihiwasalam bersabda “Bahwa Nabi shallallahu’alaihiwasalam manakala memasuki Ka’bah, beliau brdoa di setiap sisinya. Beliau tidak menunaikan shalat melainkan setelah keluar darinya. Manakala keluar beliau Shalat dua raka’at di depan Ka’bah lalu berkata,”inilah Kiblat”. HR Bukhari (no 398) dan Muslim (no. 3224) 
Nabi shollallahu’alaihiwasalam menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Kiblat adalah bangunan Ka’bah itu sendiri. Jadi tidak cukupsekedar menghadap ke arahnya saja, tapi harus tepat menghadap bangunannya. Pendapat kedua : Orang yang jauh dari ka’bah. Dalam kondisi seperti ini maka cukup menghadap ke arah Kiblat saja, tidak harus tepat ke banguna Ka’bah. Jadi jika melenceng sedikit, maka hal tersebut tidak mengapa. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas ulama dari kalangan Hanafiah, Malikiyyah dan Hanabillah. Juga merupakan salah satu pendapat Imam Syafi’i. Argumen mereka didasarkan : 
Dalil Al quran
 Artinya “Hadapkanlah wajahmu kearah Masjidil Haram. Dan dimana saja engkau berada, hadapkanlah ke arah itu”. Qs. Al Baqarah (2) : 144 
 Walaupun ayat ini juga dijadikan dalil oleh pendapat pertama, namun pendapat kedua ini memiliki penafsiran berbeda. Menurut mereka, kata “syathro” tersebut dalam ayat adalah artinya arah. Yakni maksudnya ketika shalat cukup bagi kalian untuk menghadap ke arah kiblat, tidak diharuskan tepat menghadap ke bangunan Ka’bah. Secara Bahasa, penafsiran ini didukung oleh para ulama pakar bahasa di dalam kamus-kamus bahasa Arab, juga di dalam kitab-kitab bahasa lainnya. Bahkan menurut sebagian mereka, tidak ada perbedaan pendapat diantara pakar bahasa mengenai makna ini. Para ulama pakar tafsir, mulai dari kalangan para sahabat nabi, generasi Tabi’in, hingga para ulama salaf sesudah merekapun menyampaikan hal serupa. Dalil hadis : 
Dari Abu hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shollallahu’alaihiwasalam bersabda “Arah antara Timur dan Barat adalah kiblat” Hr Tirmdidzy (no. 344) dan dinilai hasan sahin dan syeh al albany menyatakan hadis ini sahih. Secara Asal, hadis ini ditujukan untuk para penduduk Madinah dan sekitarnya yang tinggal di wilayah sebelah Utara Ka’bah atau yang tinggal di wilayah Selatan Ka’bah. Walaupun begitu hadis ini juga berlaku bagi siapa saja dan dimanapun berada, hanya penerapannya saja yang disesuaikan dengan arah daerah masing-masing.
Contohnya saja kita yang berada di Indonesia. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa negara kita berada di sebelah Timur Ka’bah. Jadi kiblat kita adalah seluruh arah antara Utara dan Selatan. Tidak harus tepat mengarah ke Barat Laut. Jika ada yang melenceng ke arah Barat atau Barat Daya maka hal litu tidak menjadi masalah. Dan kata para Ulama, fleksibelitas dalam masalah tersebut juga dikenal dalam praktek dan perkataan para sahabat Nabi shollallahu’alaihiwasalam. Bahkan tidak diketahui adanya silang pendapat diantara mereka mengenai hal itu.  
Dalil Aqli (Logika) 
Selain berdalil dengan Al-Quran dan Hadits, pendapat kedua ini juga berargurmen dengan logika akal. Kata mereka, untuk menyatukan kaum muslimin diseluruh dunia menghadap kepada satu titik, yakni tepat di bangunan Ka’bah adalah merupakan sesuatu yang mustahil. Mengapa? Perlu diketahui bahwa bangunan Ka’bah itu hanya berukuran + 11m x 12m. Padahal banyak sekali bangunan masjid yang ukurannya bahkan jauh lebih besar dibanding ukuran ka’bah. Jika ada sebuah masjid misalnya berukuran 30m x 30m, dan takmir masjid tersebut mengukur arah kiblat dari mihrab imam, katakanlah tepat ke arah bangunan Ka’bah. Imam dan para makmum yang berada di sebelah kiri atau kanan imam sepanjang 12 meter, mungkin masih bisa menghadap tepat ke arah kiblat, karena masih dalam ukuran Ka’bah. Tapi bagaimana dengan para makmum yang posisinya berada di luar 12 meter? Apakah mereka akan bisa tepat ke arah Ka’bah? Sangat mustahil itu bisa terjadi dan kalau dipaksakan maka shof sholatnya akan jadi tidak teratur. Karena makmum yang berada di luar 12 m itu harus menyesuaikan kiblatnya agar tepat ke ka’bah. 
Karena itu para ulama berijma’ tentang sahnya shalat orang-orang yang berada di shaf panjang tersebut, walaupun jika ditarik garis lurus tidak akan tepat mengenai bangunan Ka’bah. Imam ibn Rajab (w 795H) menyatakan : “Umat telah bersepakat tentang sahnya shalat shaf panjang yang jauh dari Ka’bah. Padahal telah maklum bahwa tidak mungkin semua dari mereka menghadap tepat ke bangunan Ka’bah. Dengan kata lain jika ditarik garis lurus di depan mukanya maka akan sampai tepat ke Ka’bah. Ini tidak mungkin terjadi, melainkan pasti akan melenceng walaupun sedikit.” 

MANAKAH YANG LEBIH KUAT ? 
Melihat argumen yang dipaparkan oleh masing-masing pendapat, nampaknya terlihat bahwa pendapat kedualah yang lebih kuat. Dikarenakan begitu jelas dan kuatnya argumen mereka, baik dalil naqli maupun dalil aqlinya. Pendapat ini pula yang dipilih oleh Majelis Ulama Indonesia Pusat. 
 Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia memutuskan : “ Kiblat bagi orang yang shalat dan tidak dapat melihat Ka’bah adalah arah Ka’bah (jihat al-Ka’bah).” Terlebih jika kita melihat akibat yang akan ditimbulkan dari diwajibkannya menghadap tepat ke arah bangunan Ka’bah, yakni akan sangat mempersulit kaummuslimin dalam peribadatan mereka. Bayangkan saja, selain dalil logika yang sudah dijelaskan, hal lainnya adalah jika kita sholat dirumah. Apakah kita harus mengukurnya? Agar tepat menghadap ka’bah? Jika memang konsisten memegang pendapat pertama, maka seharusnya dirumahpun diukur kiblatnya agar tepat menghadap bangunan Ka’bah. Ini sungguh sangat menyulitkan dan tidak sejalan dengan karateristik syariat islam yang senantiasa mengedepankan prinsip kemudahan. 
Allah ta’ala berfiman : 
Artinya “Allah menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menginginkan kesukaran untuk kalian”. QS. Al Baqarah (2) : 185 
Artinya “Allah tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama”. QS. Al hajj 922) : 78 
Nabi shallallahu’alaihiwasalam menegaskan, “Sesungguhnya agama ini mudah”. Hr Bukhari (no.39) dari abu Hurairah radhiyallahu’anhu. 
 Makanya generasi terbaik umat ini, yakni para sahabat rasul shallallahu’alaihiwasalam, manakala mereka menaklukan negeri-negeri dan membuka wilayah baru, saat menentukan Kiblat, mereka mencukupkan diri dengan arah Ka’bah saja. Tidak berusaha menyulitkan kaum muslimin dengan mewajibkan mereka menghadap tepat ke bangunan Ka’bah.( Fath Al Bary- ibn Rajab) Bagaimana dengan pendapat yang pertama ? Mengenai dalil mereka yang berupa ayat al quran (QS. Baqarah ; 144) , maka telah disampaikan diatas bahwa penafsiranyang lebih tepat adalah penafsiran pendapat kedua. Sebab itu didukung dengan tinjauan bahasa juga kajian tafsir. Adapun dalil mereka yang berupa hadis, maka bisa dijawab, bahwa yang dibidik oleh hadis tersebut adalah : mereka yang shalat di depan Ka’bah bukan setiap orang yang shalat dimanapun berada.
 Renungan 
Seyogyana bagi setiap muslim, terlebih lagi para tokoh agama atau panutan, sebelum melontarkan sesuatu atau menerapkannya di masyarakat, hendaklah menimbang maslahat dan mudharat yang akan ditimbulkan darinya. Juga mempertimbangkan skala prioritas dalam menyampaikan ilmu. Tidak serta merta begitu mengetahui sesuatu lantas langsung dilemparkan ke khalayak umum. 
 Tatkala imam Asy-Syathibi (w790H) menjelaskan patokan perkara apa yang boleh disebarkan dan perkara apa yang tidak boleh disebarkan, beliau berkata “ Patokannya “ (langkah Pertama) engkau menimbang perkara itu dengan syariat. Jika dibenarkan secara syariat, maka (Langkah Kedua) pertimbangkan akibat yang akan ditimbulkan darinya, tatkala disampaikan pada zaman dan masyarakat yang ada saat itu. Seandainya tidak menimbulkan mafsadata (kerusakan), maka (langkah ketiga) timbanglah perkara itu dengan pikiranmu, kira-kira akal masyarakat (telah mampu untuk memahami perkara itu), sehingga mereka mau menerimanya atau tidak? Bila engkau pertimbangkan bahwa akalmanusia telah mampu, maka (Langkah keempat) sampaikanlah kepada masyarakat umum, jika perkara itu bisa diterima secara umum. Atau sampaikan pada komunitas terbatas jika perkara itu tidak cocok untuk disampaikan secara umum. Andaikan perkara yang akan sampaikan tidak memenuhi syarat-syarat di atas, maka yang selaras dengan maslahat menurut syariat dan akal shat, adalah perkara tersebut tidak engkau sampaikan.” Kesimpulan akhirnya adalah, kita tidak perlu berdebat terlalu panjang untuk masalah ini, karena masing-masing pendapat itu ada dalilnya. Selayaknnyalah kita menghormati pendapat masing-masing. Dan seorang makmum itu harus mengikuti imamnya, tak perlu dia memiringkan diri saat mengikuti imam dengan pendapat kedua.

Minggu, 28 Desember 2014

Dzikir yang paling utama




Rosul bersabda “wahai sahabatku, maukah aku katakan amalan yang paling Utama?. Kemudian nabi menyebutkan keistimewan-keistimewaannya dan menyebutkan amalan paling utama adalah dzikrullah”(HR tirmidzi) disahihkan oleh syeh al albany
Dzikir itu macam-macam bentuknya, bukan Cuma laa ilaha ilallah, astaghfirullah. Semua ucapan yang baik adalah dzikir. Ucapan seorang istri yang mengingatkan suaminya yg tak sholat, itu adalah dzikir, berdoa juga dikategorikan dzikir.
Diantara dzikir-dzikir tersebut, ada dzikir yang paling afdol. Para ulama menjelaskan bahwa membaca al quran adalah dzikir yg paling afdol. Berdasar dalil
HR ahmad disahihkan oleh syeh al arnauth.
Rosul bersabda,”kalimat paling afdol sesudah al Qur’an, kalimat tersebut adalah bagian al quran. Kalimat itu ada 4, tidak masalah akan mulai dari mana. Subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha ilallah, allahu akbar.”
Dalam hadis diatas disebutkan, 4 kalimat itu merupakan kalimat utama, Orang yang sering mengucapkan 4 kalimat ini, bagaikan menanam pohon di surga. Tapi 4 kalimat itu tetap kalah dibandingkan Al quran.
1.      Jika kita membaca Al quran, banyak ulama yg mewajibkan berwudu. Tapi jika membaca 4 kalimat itu, kita tak diwajibkan berwudhu , padahal 4 kalimat itu adalah bagian dari al quran. Itu salah satu bukti keutamaan dzikir al quran.
2.      Sebelum kita membaca al quran, kita disunahkan bersiwak, tapi tuk membaca 4 kalimat itu kita tidak disunahkan.
3.      Membaca al quran itu harus dengan tartil…
Itu menunjukkan bahwa untuk berdzikir Al quran, ada aturan2 yang harus dipatuhi, tapi tidak begitu dengan mengucapkan 4 kalimat itu. Maka perbanyaklah dzikir dengan Al quran.
Tapi masalahnya, apakah kita boleh disetiap waktu membaca Al quran?
Ada beberapa waktu dimana kita dzikir dengan al quran
1.      Sehabis sholat
Membaca al quran disini bukan langsung setelah sholat. Tapi sehabis kita berdzikir sesuai tuntunan rosul. Yaitu , istighfar, tahmid, tahlil, takbir….baru kita boleh membaca Al Quran. Itu yang lebih utama, karena tuntunan rosul itu sehabis sholat adalah berdzikir membaca istighfar, tahmid, tahlil,takbir. Disini pentingnya kita menempatkan diri. Walau membaca Al Quran itu sangat amat penting, tapi kita tetap harus memperhatikan sunah rosulnya. Jadi tak selamanya membaca Al quran itu no 1.
Misal yang lain, ketikah ruku atau sujud, kita lebih utama membaca tasbih.
Rosul;”sy dilarang Allah membaca Al quran ketika ruku dan sujud, ketika ruku agungkanlah Allah. Bacalah subhanallah robial ‘adzim saat ruku, saat sujud perbanyakla doa(setelah baca subhanallah robial a’la)” (HR Muslim)
“Barang siapa mencari keridhoan Allah, “walaupun orang2 disekelilingnya membencinya maka Allah akan ridho kepada dia. Dan menjadikan orang2 di kemudian hari ridho padanya. Barang siapa mencari keridhoan manusia dengan melakukan hal2 yang dimurkai Allah. Allah akan murka pada orang2 seperti itu dan menjadikan manusia benci pada orang tersebut.”
AL QURAN DIPAHAMI BUKAN CUMA DIBACA
Membaca al quran seharusnya bisa membuat kita merasa nikmat, jika itu dilakukan dengan sepenuh hati. Jika kita masih belum merasakan nikmatnya membaca al quran, maka bisa jadi karena kita Cuma bisa membaca saja tapi tidak memahami isinya.
Alquran dituntut untuk dipahami, bukan Cuma di baca.
Dalil :
1.      Allah telah merintahkan pada kita untuk memahami al quran, dan dalil2 yang menunjukkan itu terlalu banyak. Diataranya 
Surat muhammad :24

 artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci? 


Hadis Muslim
Rosul bersabda,”tidakla sekellompok orang berkumpul Allah  dan mereka membaca al quran dan mempelajari isinya.”
Orang-orang tesebut akan turun ketenangan hati mereka, akan turun kasih sayang allah, dan akan dikelilingi dan dipuji2 malaikat.
Maka para sahabat nabi itu, sangat enggan berpindah ke ayat lain jika belum memahami ayat alquran.
Diceritakan oleh imam ibnu mas’ud

Salah seorang diantara kami saat mempelajari 10 ayat, maka kami tak akan meninggalkan ayat2 tersebut sebelum kami memahami dan menghayatinya.
Jadi bukan masalah berlomba2 qatam dengan suara bagus tapi mereka tak paham artinya.
Diceritakan ibnu umar bin khatab
Dia membutuhkan waktu 8 tahun untuk menghafal surat al baqoroh. Orang se hebat umar, membutuhkan waktu bgt lama bukan karena beliau tak pandai menghafal. Tapi karena beliau memahami betul artina.
Para ulama kita dulu jg seperti itu, tabi’in mastruh bin al a’dah. Beliau  demi mencari tafsir sebuat ayat, beliau rela menempuh berjalan ke kota basrah (irak)yg jaraknya ribuan kilometer. Begitu sampai di kota basrah, maka diberitahukan bhw orang yg kamu cari lagi pergi ke kota syam(libanon). Coba bayangkan...sudah cape ribuan kilometer, tapi tak bertemu. Tapi dia  tak putus asa, dia kembali berjalan ke negeri syam untuk demi satu tafsir ayat.
2.      Karena Rosulullah membaca al quran sambil memahaminya
Diceritakan hudzaifah, ketika rosul membaca surat yg melewati ayat yang ttg kasih sayang allah, maka rosul segera memohon, ketika melewati ayat siksa, rosul memohon perlindungan, seandainya melewati ayat yang menyusucikan Allah, beliau bertasbih.   (HR An Nasai )dinilah sahih oleh ibnu al husaimah dan al albany. 
Diceritakan oleh para sahabat, nabi kalau sholat sering menangis. Spt diceritakan oleh abdullah ayahnya al muttoriq, sy ke rumah rosul dan nabi sedang sholat.
ADAB MEMBACA ALQURAN
Al quran merupakan kitab yg istimewa, karena keutamaan al quran sama dengan keutamaan Allah, seperti yg diceritakan olehnAbdulah abdul rohman as syulami ra.
1.      Membaca al quran harus ikhlas
Membaca al quran merupakan adab yg pertama. Tapi sayang jarang diamalkan. Padahal allah telah memerintahkkan. Dan membaca itu harus dilakukan dengan ikhllas. Tanpa keikhlasan ibadah apapun tidak akan mendatangkan pahala.
Dalam sebuah hadis yang sahih Rosul bersabda, orang yg masuk neraka pertama kali ada 3, pertama orang yg rajin berinfak, orang yg  membaca al quran dan mengajarkannya, ke tiga orang yg berjihad. Mereka berinfak karena ingin di puji, mereka membaca al quran supaya dipuji, mereka berjihad karena ingin dikatakan hebat. Maka Allah berkata, “dusta kamu, dulu kamu melakukan itu karena ingin dipuji” maka diseretlah mereka ke neraka.
Maka disini sangat penting sekali niat dalam beribadah, Kata imam sufyan asy sauri, “sy itu tak pernah susah mengatur sesuatu selain niat”.
2.      Berwudhu
Jika seorang muslim ingin memegang mushaf al quran sebaiknya menyentuhnya dalam keadaan suci.
Surat al waaqiah 79
žArtinya : "tidak menyentuhnya kecuali yang disucikan"
Yg tak boleh disentuh disini menurut banyak ulama adalah lauhul ma’fud. Lauhul ma’fudz adalah al quran yg ada disisi allah. Dan yang suci adalah malaikat. Kt syaiful islam ibnu taimiyyah adalah lauhul ma’fudz yg ada di atas itu sama dengan ada yg didunia.
Rosul bersabda, hendaknya tidak menyentuh al quran kecuali orang dlm keadaan suci
Hr malik, disahihkan oleh syeh al albany

Maka mayoritas ulama 4 madzhab, menyatakan tidak boleh memegang al quran kec dalam keadaan suci. Tetapi jika kita membaca al quran tanpa memegang al quran itu dibolehkan.
 
HR bukhari muslim

Ibnu abbas bercerita, pada saat sy menginap, di tengah malam sy melihat rosul bangun, ketika bangun beliau mengusap mukanya, kemudian membaca 10 ayat terakhir surat ali imron. Baru beliau berwudhu.”

Bagamana bila dalam keadaan junub? Junub ada 2 macam bisa krn mimpi atau habis melakukan hubungan suami istri. Dalam keadaan ini, maka tidak boleh sama sekali membaca al quran baik memegang al quran atau tidak.
HR tirmidzi dinyatakan hasan oleh beliau

Rosul membacakan kpd kami dalam keadaan kondisi, kecuali dalam 1 kondisi yaitu dalam keadaan junub.

Jk wanita dalam keadan haid atau nifas?
Insya allah diperbolehkan membaca al quran tapi tidak boleh memegangnya. Knapa disini boleh? Karena tidak ditemukan dalil yg melarang wanita dalam keadaan haid atau nifas membaca al quran.
Ibadah yg ga baleh utk wanita haid
-sholat,puasa, towaf, i’tikaf, jima’, membaca al quran dg memegang.
3.       Membersihkan mulut dg siwak
Jika terpaksa tidak ada siwak, maka dibolehkan menggunakan sikat gigi. Krn intinya adalah membersihkan mulut.
Dalam suatu hadis, sesungguhnya malaikat itu merasa terganggu dg sesuatu yg mengganggu manusia.
Dalil :
Hadis hudzaifah dalam shohih bukari muslim
Sesungguhnya nabi SAW jk bangun malam untuk tahajud, nabi akan membersihkan mulutnya dengan siwak
Jadi nabi sangat menjaga kebersihan dankesegaran mulutnya, apalagi ini akan bermunajad kepada Allah. Dan nabi tak hanya saat akan membaca al quran aja, dalam berbagai kondisi nabipun bersiwak
Hr muslim

Aisyah berkata, nabi jika  masuk ke rumah yg pertama kali dilakukan adalah bersiwak.

4.       Mengucapkan istiadzah (audzubillahiminnasyaitoonirrojiim) dan bismilah
Dalilnya
Surat an nahl ; 98
Artinya :“seandainya kalian akan membaca al quran, maka beristiadzahlah.
HR abu dawud sahih syeh al albani
Nabi jika akan membaca al quran membaca istiadzah.
 Apa manfaatnya;
-          Agar syetan2 itu menjauh dari kita, sehingga kita akan mudah bertadabur(menghayati) ayat al quran.
 
5.       Membaca al quran dengan cara tartil dan tidak cepat
Surat al muzzamil; 4

artinya : “bacalah al quran dg cara yg tartil. “
Maksudnya tartil adalah membaca dengan perlahan, tidak tergesa2, memperhatikan huruf dan harokat yg dibaca.
Ada sebagian orang yg bangga membaca dengan cepat, bergumam itu smua tak sesuai dg perintah allah
Maka dalam sebuah HR bukhari
Manakala anas bin malik ditanya, wahai anas, cara nabi membaca al quran spt apa? Anas menjawab, “nabi membaca al quran dengan dipanjangkan.”  Seperti apa?
Kemudian anas membaca, bismillaahirromaanirrohiiim. Dan beliau membaca ayat per ayat. Tujuan smua itu adalah supaya kita bisa lebih sempurna dalam memahami al quran.
Oleh karena itu para ulama jaman dahulu, tak suka membaca dengan cepat krn akan melewati makna dari al quran. Banyak orang rajin membaca al quran tapi tidak pernah bisa membawa perubahan pada perilakunya.
Jika kita membaca dg memahami al quran, maka akan ada perubahan perilakunya. misalnya
Surat al fajr; 15-16
“adapun manusia kalau mereka diuji oleh Allah diberi rizki, merka akan bilang allah itu sayang sama sy. Tapi jika kita lagi diuji oleh Allah dengan dikurangi rizkinya, maka mereka  akan bilang bhw Allah tidak sayang pd sy.”
Saat kita membaca ayat tersebut, dan kita pahami maka kita akan tetap yakin kalau Allah sayang pada kita walau rizki kita tak banyak.
6.       Membaca al quran dengan suara yg bagus dan merdu
Hr abu dawud sahih oleh syeh al albany
Rosul bersabda,hiasilah al quran dengan suaramu.
Al quran sudah indah, tapi hiasilah dengan suara kita. Sehingga orang yg mendengarkan akan menjadi tersentuh.
Hr bukhari muslim
Rosul bersabda, bukan termasuk umatku orang yg tak melagukan al quran.
Maksudnya disiini, kita lakukan semampunya untuk membaca dg jelas, panjang pendeknya jelas, tajwidnya jelas, ma’rojnya benar.
Ada cerita dari seorang yg ikut MTQ dan dia sudah belajar di arab. Bertemulah dg juri, kata juri bahwa orang indonesia suaranya kalau baca itu baguuus, tapi sayang ma’rojnya banyak yang salah
Jadi bukan masalah suaranya melengking bagus, tapi harus sesuai dengan tajwid dan ma’roj yg benar.
7.       Membaca al quran dengan khusyu
Artinya saat kita membaca al quran, kita betul2 meresapi dan hayati . ini jg berlaku saat kita mendengar bacaan al quran.
Rosul jika mendengarkan para sahabat membaca al quran, beliau sampai menangis krn begitu menghayati isinya.
Surat al isro ayat ;109
arti : Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu´. 
8.       Bertasbih saat membaca ayat tasbih, berta’awudz ketika membaca ayat adzab, dan memohon pd allah jk bertemu ayat rahmat.
Contoh, saat membaca surat al a’la pd ayat pertama
“bertasbihlah, sucikanlah allah robb yg maha tinggi”, maka saat itu disunahkan membaca subhanallah.
Misal lain, jk ada ayat ttg penghuni neraka,ttg siksa neraka maka kita disunahkan membaca ta’awudz
Begiitu jg saat kita membaca ayat ttg rahmat, misal ketika allah bercerita ttg surga. Maka kita disunahkan memohon pada allah.
Hudzaifah ra, berkata, jk rosul melewati ayat ttg kasih sayang allah, surga allah, maka beliau meminta untuk dimasukan ke surga, berikanlah kasih sayangmu. Dan seandainya melewati ayat adzab, beliau langsung meminta perlindungan.
HR an nasai disahihkan oleh syeh al albany
9.       Sujud jk melewati ayat sajadah
Ayat sajadah adalah ayat yg isinya cerita kisah ttg orang2 yg sujud pada allah, atau perintah untuk sujud.
Contoh paling gampang adalah akhir surat al ‘alaq
Maka saat itu kita disunahkan untuk sujud tilawah. Dalam al quran ada 15 tempat untuk sujud tilawah. Tapi ini sunah, jd kalau ga melak jg ga pa2. Tapi usahakan diamalkan. Baca sujud tilawah adalah sama dg sujud dalam sholat, “subhana robi’al a’la “. Setelah itu bisa ditambahkan doa yg  biasa diucapkan oleh rosuluulah, namun seandainya tidak hafal, cukup mengucapkan subhanallah robial a’la 3x
10.   Berhenti membaca saat kita mengantuk
HR muslim
Rosul bersabda,” kalau kalian sholat malam, kemudian lisannya tidak jelas dalam membaca al quran, dan dia tidak sadar apa yg dia baca, hendakla dia kembali tidur sampai ngantuknya hilang
Dalam hadis lain, rosul bersabda, bisa  jadi dia niatnya minta ampun maka lisannya salah dan dia malah mencaci dirinya.
Kata para ulama, ketika sedang menguap, kita juga diharuskan berhenti membaca dulu.
11.   Dianjurkan membuat jangka waktu tertentu untuk mengkhatamkan al quran
Coba kita buat target, kita mo khatam 1 buan sekalii, 1 minggu sekali,.
HR bukhari
Rosul bersabda, coba khatamkan al quran dalam 1 bulan. Kemudian abdulan ibnu amr berkata, wahai rosul sy masih kuat untuk baca lebih  cepat dari itu. Ya sudah, khatamkan al quran selama 7 hari. Abdulah datang lagi, wahai rosul, sy masih kuat lagij. “ya sudah khatamkan al quran dalam 3 hari.”
12.   Disunahkan mengeraskan bacaaan jk tak menganggu
Rosul suatu saat keluar malam dan melewati rumah abu bakar, ternyata abu bakar sedang sholat malam, dan membaca dengan sangat lirih. Kemudian melanjutkan ke rumah umar, ternyata jg sedang sholat malam dan diia membaca dg suara keras. Ke esokan harinya nabi memanggil keduanya. Dan berkata,”wahai abubakar, sy td malam lewat rumah kamu, kenapa membaca sangat lirih?”
Wahai rosul, sy ketika membaca sudah didengar sama allah, maka tak perlu keras2.
“wahai umar, sy lwt rumah kamu dan membaca dengan suara keras. Kenapa?”
Sy mengeraskan bacaan dengan 2 tujuan, pertama membangunkan keluarga sy yg masih mengantuk dan mengusir syetan.”
Kemudian nabi berkata,” wahai abubakar, angkat suaramu sedikit. Wahai  umar, turunkan suaramu sedikit”
Imam al nawawi dalam kitabnya mengatakkan, ada dalil2 yg memotivasi kita untuk mengeraskan suara membaca al quran, tapi ada jg dalil2 yg memotivasi dg membaca suara yg lirih. Kta al nawawi, bagi mereka yg takut riya, bacalah dengan suara lirih. Bagii yg takut riya, bacalah dg suara keras.
Husaid al kudry berkata, pada suatu rosul bertiktikaf di masjid, ketika ber i’tikaf beliau mendengar para sahabat membaca al quran dg suara keras. Bgt nabi mendengar tsb, beliau membuka tirai, “ketahuilah para sahabat, sesungguhnya kalian sedang bermunajad pada Allah maka janganlah kalian saling mengganggu. Janganlan keras2 dalam membaca bacaan.”Hr abu dawud disahihkan oleh imam khuzaimah dan syeh al albany
Membaca dalam istiralah arab, adalah menggerakan bibir entah dengan suara lirih atau keras. Kalau kita membaca al quran tp bibirnya tak digerakan, maka kita tak akan mendapat pahala membaca pahala.
13.   Diperbolehkan bagi kita untuk membaca sambil duduk, berdiri, berjalan, berbaring atau saat naik kendaraan
Surat ali imron 191
“orang2 yang berdzikir mengingat allah ketika sedang berdiri, duduk, dan berbaring.”
Dzikir yg paling afdol adalah membaca al quran. Disebutkan dalam
Surat al hijr ;9
Dan ini diamalkan oleh para sahabat rosul
Pada suatu muadz bin jabal bertemu abu musa, wahai abumusa, bagaimana cara engkau membaca al quran.
Abu musa.”aku membaca al quran sambil berdiri, duduk, dan ketika di kendaraan. Dan aku membaca al quran sedikit demi sedikit. Lha kamu bagaimana muadz?
Muadz, kalau saya malam tidur dulu, setelah seger bangun baru sy baca al quran. Tapi sy ketika tidur sy mengharapkan dari tidurku mendapat pahala, sama ketika sy mengharap pahala ketiika membaca al quran.
Bagaimana caranya  tidur mendapat pahala?krn sebelum tidur dia berniat. “wahai robbi, sy diawal malam segera tidur supaya tubuh dan badan ssy segar sehingga di awal malam sy ringan dan segera bangun”
Hr bukhari muslim

Wahai manusia, hendaklah kalian beramal dengan amalan yg kalian mampu jangan melebihi kemampuan kalian, sesungguhnya allah itu tidakakan bosan sekalipun kalian merasa bosan. Sesungguhna amalan yg paling dicintai allah adalah amalan yg terus menerus walaupun sedikit.